Marhaban Yaa Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan salah satu nikmat sangat agung yang diberikan
kepada umat Islam untuk mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT. Di bulan
Ramadhan seseorang membutuhkan bekal intelektual dan pengetahuan yang cukup
untuk bisa menjadi orang yang bershaum sesungguhnya agar bukan sekadar menahan
lapar dan haus. Jangan sampai memasuki bulan Ramadhan dalam keadaan belum
membaca bab fikih shaum. Selain itu, seseorang juga membutuhkan kecerdasan
emosional yang memadai untuk tetap dapat berjiwa seimbang meski dalam kondisi
lapar dan lemah.
Karena itu, latihan
mengendalikan emosi dan syahwat harus dimulai sebelum memasuki gerbang
Ramadhan. Persiapan fisik yang cukup juga perlu dipersiapkan agar jasad tetap
dalam kondisi prima saat menjalani shaum, menyesuaikan pola makan, pola tidur,
dan istirahat sesuai bulan Ramadhan juga dapat dipersiapkan sebelumnya.
Berolahraga yang cukup dan memilih jenis makanan yang menunjang kesehatan juga
menjadi penting.
Insya Allah Ramadhan akan segera tiba, oleh karenanya Setidaknya ada 4 hal
yang perlu dipersiapkan untuk menyambut Ramadhan, apa saja 5 persiapan
tersebut?
1.
Mempersiapan Nurani (Ruhiyah)
Persiapan ruhiyah atau mempersiapkan nurani untuk menyambut bulan Ramadhan
merupakan persiapan yang sudah seharusnya dipersiapkan. Persiapan ruhiyah dapat
dilakukan dengan cara tazkiyatun nafs/ membersihkan hati dari penyakit-penyakit
dalam jiwanya sehingga hati nurani akan bersih dari penyakit-penyakit yang
dapat mengganggu ibadah di bulan Ramadhan nantinya. “Dan beruntunglah orang
yang menyucikan jiwanya ” (Asy-Syams:9)
2.
Mempersiapan Ilmu Ramadhan (ilmiyah)
Ibadah di bulan Ramdhan akan lebih maksimal jika kita mengetahui ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang dapat membekali kita untuk menjalani
ibadah di bulan ini, terutama ilmu-ilmu tentang amalan di bulan Ramadhan
seperti hikmah puasa Ramadhan, tadarus Al-Quran, shalat Tarawih, i’tikaf di
masjid hingga zakat.
Kita dapat mengetahui ilmu yang dapat menjadi bekal ramadhan nantinya
melalui banyak cara. Bisa dengan mengikuti pengajian/majelis, membaca buku
tentang Ramadhan, bertanya kepada ahlinya, bisa juga mencari melalui media
internet. Dengan mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Ramadhan kita akan
lebih siap melaksanakan amalan-amalan di bulan Ramadhan.
3.
Mempersiapkan Fisik (Persiapan Jasadiyah)
Puasa identik dengan ibadah yang memerlukan fisik yang prima. Orang yang
fisiknya kuat akan lancar dalam menjalankan puasa. Oleh karen itu, kita perlu
mempersiapkan fisik kita untuk menjalankan ibadah Ramadhan dengan lancar
walaupun saat bekerja.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
mukmin yang lemah” (HR.Muslim, Baihaki, Ibnu Majah)
4.
Mempersiapkan Harta (Persiapan Maliyah)
Mempersiapkan harta di bulan Ramadhan bukan berarti untuk membeli makanan
yang banyak, melainkan untuk amal ibadah seperti infak/shadaqah, zakat mal
maupun zakat fitrah, atau memberi makanan buka puasa untuk orang lain.
Dengan melakukan persiapan di atas semoga ibadah kita di bulan Ramahan
nantinya akan lebih maksimal dan tentunya mendapat pahala dari Allah Ta’ala.
Pada akhirnya, Selamat menyambut bulan Ramadhan bagi umat muslim di seluruh
dunia.
5.
Jangan Lupa, Perbarui Taubat!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُون
“Setiap keturunan Adam itu banyak melakukan dosa dan sebaik-baik
orang yang berdosa adalah yang bertaubat.”
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Ramadhan. Dia
ingin memasuki Ramadhan tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan
memperkeruh perjalanan selama mengarungi Ramadhan.
Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib
dilakukan setiap saat. Allah ta’ala berfirman,
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (An Nuur: 31).
Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan.
Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Allah”, akan
tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali
terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Ramadhan sementara di
luar Ramadhan kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Ramadhan merupakan
momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih
sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan di sebelas bulan
lainnya.
"MARHABAN YAA RAMADHAN"
0 comments :
Posting Komentar